11-13 November 2016. WISATA DATARAN TINGGI DIENG
ALhamdulillah, ini kali ketiga saya sekeluarga Backpaker dengan jarak lebih dari 200 KM dan membutuhkan waktu di atas 14 Jam lebih untuk sekali perjalanan, setelah tahun sebelumnya ke Yogyakarta dan ke Taman nasional G. Bromo (Malang). Tujuan Trip saya kali ini adalah Wisata Dataran Tinggi Dieng,
Pernahkah mendengar tentang wisata dataran tinggi Dieng?
Kawasan dataran tinggi ini secara geografis masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Suhu di Dieng cukup dingin (siang hari dibawah 20 °C dan malam bisa dibawah 10 °C ), Pada musim kemarau Juli dan Agustus suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas "embun racun" karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.
Perjalanan darat dari Dieng ke Wonosobo tidak terasa membosankan. Hijaunya pemandangan memanjakan mata, Menikmati keindahan yang sangat mengagumkan dengan udara yang sejuk dan pemadangan yang indah. Dari Jakarta berangkat pkl 16:00 liwat tol Cikampek - Cipali - Brebes - kemudian liwat jalur Wonosobo. Sebelum sampai di Brebes kami mampir di Rumah Makan Pringsewu Rest Area Tol Cipali Rest Area KM 101-102 Cikopo-Palimanan Jawa Barat pada pukul 21:30 Untuk istirahat sejenak, Buang Air, Makan, dan Sholat Maghrib dan Isya. Di rest Area ini juga ada tuang Pijat atau kursi pijat elektrik untuk anda yang mungkin lelah mengemudi. Setelah selesai isitrahat perjalanan di lanjutkan sampai kurang lebih pukul 04:30 Pagi Istirahat kedua untuk Sholat Shubuh.
Perjalanan darat dari Dieng ke Wonosobo tidak terasa membosankan. Hijaunya pemandangan memanjakan mata, Menikmati keindahan yang sangat mengagumkan dengan udara yang sejuk dan pemadangan yang indah. Dari Jakarta berangkat pkl 16:00 liwat tol Cikampek - Cipali - Brebes - kemudian liwat jalur Wonosobo. Sebelum sampai di Brebes kami mampir di Rumah Makan Pringsewu Rest Area Tol Cipali Rest Area KM 101-102 Cikopo-Palimanan Jawa Barat pada pukul 21:30 Untuk istirahat sejenak, Buang Air, Makan, dan Sholat Maghrib dan Isya. Di rest Area ini juga ada tuang Pijat atau kursi pijat elektrik untuk anda yang mungkin lelah mengemudi. Setelah selesai isitrahat perjalanan di lanjutkan sampai kurang lebih pukul 04:30 Pagi Istirahat kedua untuk Sholat Shubuh.
ALhamdulillah tepat pukul 6 Pagi kami sampai di kawasan Tinggi Dieng Plateau setelah melakukan perjalan naik dan berkelok2 dengan udara yang sejuk dan pemadangan yang indah. Menyempatkan untuk mengabadikan moment spesial dengan memoto persis di Gerbang Gapura Kawasan Dieng Plateau. lalu di lanjutkan sarapan pagi di Rumah Makan Sari Rahayu 1. di sela2 sarapan kami di perkenalkan Guide Lokal asli dieng yang akan memandu kami untuk tujuan wisata. Keuntungan dengan adanya guide ini Ittinerary perjalanan wisata dapat berjalan lancar sesuai waktu dan obyek wisata yang menjadi tujuan akan bisa terpenuhi.
Setelah sarapan dan bersih2 di rumah makan, dan sebelum ke Home stay. Obyek Wisata yang pertama di Kunjungi adalah :
1. Candi Arjuna Komplek Candi Hindu Tertua di jawa.
Sampai di lokasi komplek Candi Hindu tertua di Jawa sekitar pukul 08:00. Candi Arjuna Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kompleks Candi Arjuna memiliki luas sekitar 1 hektare. Di kompleks ini, terdapat lima bangunan candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Selain Candi Semar, keempat candi lain merupakan candi utama yang digunakan sebagai tempat bersembahyang.
Keberadaan candi ini sebagai objek wisata sukses menarik perhatian banyak wisatawan baik lokal ataupun mancanegara. Nah bagi kamu yang menggemari wisata sejarah wajib nih hukumnya datang ke Candi Arjuna yang super terkenal di Dieng tersebut. Tiket masuk ke area candi ini adalah sebesar Rp.15.000 untuk wisata Lokal, dan Rp. 30.000 untuk Wisatawan Mancanegara.
Arsitektur Candi Arjuna berukuran 6 x 6 m dan menghadap ke arah barat. Pada pintu masuk dan relung-relungnya dihiasi kala makara. Atap candi berjenjang dengan menara-menara kecil di setiap sudut.
1. Candi Arjuna Komplek Candi Hindu Tertua di jawa.
Sampai di lokasi komplek Candi Hindu tertua di Jawa sekitar pukul 08:00. Candi Arjuna Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kompleks Candi Arjuna memiliki luas sekitar 1 hektare. Di kompleks ini, terdapat lima bangunan candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Selain Candi Semar, keempat candi lain merupakan candi utama yang digunakan sebagai tempat bersembahyang.
Keberadaan candi ini sebagai objek wisata sukses menarik perhatian banyak wisatawan baik lokal ataupun mancanegara. Nah bagi kamu yang menggemari wisata sejarah wajib nih hukumnya datang ke Candi Arjuna yang super terkenal di Dieng tersebut. Tiket masuk ke area candi ini adalah sebesar Rp.15.000 untuk wisata Lokal, dan Rp. 30.000 untuk Wisatawan Mancanegara.
Arsitektur Candi Arjuna berukuran 6 x 6 m dan menghadap ke arah barat. Pada pintu masuk dan relung-relungnya dihiasi kala makara. Atap candi berjenjang dengan menara-menara kecil di setiap sudut.
2. Bukit Batu Pandang Menyisir indahnya Telaga Warna Dieng dari ketinggian.
Setelah mengunjungi Kawasan Candi Arjuna, obyek wisata kami lanjutkan ke Batu Pandang Dieng, jaraknya tidak terlalu jauh sekitar 1-2 KM dari kawasan Candi.
Batu Pandang Dieng ada yang menyebutnya dengan nama Bukit Batu Pandang Telaga Warna atau Batu Ratapan Angin merupakan spot dimana pengunjung dapat melihat pemandangan Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas Ketinggian tanpa terhalang apapun. Perjalanan mengasyikkan sambil Menyusuri jalan setapak diantara ladang pertanian seperti pertanian kentang, tanaman kacang Dieng serta perkebunan Carica akan menyejukkan pandangan Anda. Sesampainya di Puncak Bukit Batu Pandang Dari sana kita bisa melihat keindahan dua telaga beda warna yang begitu ciamik berpadu jika dilihat dari ketinggian. Banyak wisatawan menampilkan kepiawaian memotret di spot ini.
Setelah puas menikmati Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas Bukit Batu Pandang, untuk turun kebawah nya kita tidak perlu berjalan kaki, bisa menggunakan Flying fox hanya saja harus berbayar dengan biaya 25 ribu per orang. Cukup mengasyikan naik Flying Fox terbang di atas ketinggian dengan jarak nya cukup jauh sekitar 300 Meteran. dan dibawahnya kita bisa menikmati pemandangan tanaman Kentang, Wortel dan pohon Carica sejenis pohon pepaya, namun buahnya lebih kecil.
3. Dieng Plateau Theatre
Setelah puas bermain Flying Fox, kita bisa menyaksikan sejarah dan dokumentasi Dataran Tinggi Dieng di Dieng Plateau Theatre. Dieng Plateau Theatre merupakan Gedung bioskop yang menampilkan film dokumenter seputar Dieng, bercerita tentang peristiwa alam beberapa tahun silam, tentang sejarah, dan tentang budaya masyarakat setempat serta potensi yang dimiliki oleh dataran tinggi Dieng.
4. Telaga Warna Dan Telaga Pengilon
Setelah menyaksikan film dokumenter seputar Dieng yang selesai pkl 11-an , Ittinerary wisata kami lanjutkan ke Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Telaga Warna merupakan danau vulkanik yang berisi air bercampur dengan belerang, Apabila terkena sinar matahari akan memantulkan sinar warna warni karena kandungan bahan mineralnya. Terkadang berwarna biru dan kuning ataupun hijau dan kuning.
Sedangkan Telaga Pengilon letaknya berada disamping telaga warna, tepatnya disebelah selatan. Sesuai dengan namanya Telaga Pengilon memiliki warna air yang sangat jernih / bening. Mengenai ukuranya telaga pengilon lebih kecil dari pada telaga warna.
Selain Telaga Warna dan Pengilon, dilokasi wisata yang satu ini kita juga bisa melihat jajaran Goa-Goa alam disepanjang tepian telaga.
Setelah mengunjungi Kawasan Candi Arjuna, obyek wisata kami lanjutkan ke Batu Pandang Dieng, jaraknya tidak terlalu jauh sekitar 1-2 KM dari kawasan Candi.
Batu Pandang Dieng ada yang menyebutnya dengan nama Bukit Batu Pandang Telaga Warna atau Batu Ratapan Angin merupakan spot dimana pengunjung dapat melihat pemandangan Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas Ketinggian tanpa terhalang apapun. Perjalanan mengasyikkan sambil Menyusuri jalan setapak diantara ladang pertanian seperti pertanian kentang, tanaman kacang Dieng serta perkebunan Carica akan menyejukkan pandangan Anda. Sesampainya di Puncak Bukit Batu Pandang Dari sana kita bisa melihat keindahan dua telaga beda warna yang begitu ciamik berpadu jika dilihat dari ketinggian. Banyak wisatawan menampilkan kepiawaian memotret di spot ini.
Setelah puas menikmati Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas Bukit Batu Pandang, untuk turun kebawah nya kita tidak perlu berjalan kaki, bisa menggunakan Flying fox hanya saja harus berbayar dengan biaya 25 ribu per orang. Cukup mengasyikan naik Flying Fox terbang di atas ketinggian dengan jarak nya cukup jauh sekitar 300 Meteran. dan dibawahnya kita bisa menikmati pemandangan tanaman Kentang, Wortel dan pohon Carica sejenis pohon pepaya, namun buahnya lebih kecil.
3. Dieng Plateau Theatre
Setelah puas bermain Flying Fox, kita bisa menyaksikan sejarah dan dokumentasi Dataran Tinggi Dieng di Dieng Plateau Theatre. Dieng Plateau Theatre merupakan Gedung bioskop yang menampilkan film dokumenter seputar Dieng, bercerita tentang peristiwa alam beberapa tahun silam, tentang sejarah, dan tentang budaya masyarakat setempat serta potensi yang dimiliki oleh dataran tinggi Dieng.
4. Telaga Warna Dan Telaga Pengilon
Setelah menyaksikan film dokumenter seputar Dieng yang selesai pkl 11-an , Ittinerary wisata kami lanjutkan ke Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Telaga Warna merupakan danau vulkanik yang berisi air bercampur dengan belerang, Apabila terkena sinar matahari akan memantulkan sinar warna warni karena kandungan bahan mineralnya. Terkadang berwarna biru dan kuning ataupun hijau dan kuning.
Sedangkan Telaga Pengilon letaknya berada disamping telaga warna, tepatnya disebelah selatan. Sesuai dengan namanya Telaga Pengilon memiliki warna air yang sangat jernih / bening. Mengenai ukuranya telaga pengilon lebih kecil dari pada telaga warna.
Selain Telaga Warna dan Pengilon, dilokasi wisata yang satu ini kita juga bisa melihat jajaran Goa-Goa alam disepanjang tepian telaga.
Tidak terasa perjalanan wisata kami sudah sampai jam 12 Siang, saatnya untuk Check in Homestay, Istirahat, Mandi dan Makan Siang. Penginapan di Dieng cukup banyak, penginapan di sini berupa villa atau rumah2 warga setempat yang di sewakan, biasanya satu rumah mempunya kamar 2-7 kamar. dan biasanya setiap kamar ada kamar mandi, karena suhu di sini dingin mempengaruhi air sangat dingin, untuk mengantisipasi tersebut, biasanya di siapkan air hangat pada setiap kamar mandinya.
Setelah Isirahat mandi, Sholat dan makan siang sekitar pukul 14:00 perjalanan kami lanjutkan dengan mengunjungi kawah aktif Dieng yaitu Kawah Sikidang.
5. Mengunjungi Kawah Aktif di Dieng (Kawah Sikidang)
Sikidang adalah kawah yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam dalam bahasa jawa).
Kawah Sikidang berlokasi di area datar, dikelilingi batuan belerang, dan mengepulkan uap panas disertai gejolak air mendidih berwarna kelabu. Kandungan belerang yang tinggi membuat kawah tersebut mengeluarkan bau sangat menyengat seperti telur busuk, sehingga wisatawan yang berkunjung harus menggunakan masker sebagai penutup hidung
Setelah melakukan kunjungan ke Kawah Sikidang, perjalanan kami lanjutkan untuk mencari oleh-oleh khas Dieng. Carica Dieng adalah salah satunya, merupakan buah unik khas Dieng Wonosobo, pohon nya mirip dengan pohon Pepaya hanya saja buah nya kecil2, tinggi tanaman nya sekitar 1-2 Meter saja, Pengolahan buah ini di buat seperti manisan dan di kemas dengan mug plastik kecil. Di Kawasan tinggi Dieng tanaman ini tumbuh sangat subur, selain carica ada beberapa tanaman khas dieng yaitu, tanaman Wortel dan Kentang dengan buah berbagai warna...
Tepat pukul 2:30 Dinihari kami pun bangun, lalu bergegas mempersiapakan keperluan untuk pendakian dari mulai jaket tebal, sarung tangan, Kupluk atau penutup kepala, kaos kaki, senter, dll karena udara di Puncak sikunir sangat dingin di pagi hari.
Perjalanan dari homestay ke bukit sikunir memakan waktu kurang lebih 60 menit sampai di parkiran mobil, selebihnya bisa berjalan kaki sampai kaki bukit sikunir atau bisa naik Ojek pangkalan dengan membayar 10 ribu per orang. Sesampainya di kaki bukit sikunir kami istirahat untuk minum teh anget, dan menikmati sarapan kecil sambil menunggu adzan shubuh.
Selepas melaksanakan Sholat, Treking dari kaki Bukit Sikunir pun di mulai menuju Puncak sikunir. Butuh waktu sekitar 90-120 menit dengan jarak tempuh + 4 KM sampai ke Puncak dengan jalan yang lumayan menanjak, bahkan ada tanjakan hingga 45 derajat. Tetapi sebagian jalan sudah di buat bebatuan dan penjagaan oleh pengelola wisata..
Setelah menempuh perjalanan 1 jam -an, kami pun sampai di Puncak Sikunir, Melihat sun rise dari Puncak Bukit Sikunir & Hunting foto Telaga Cebong dari Puncak Bukit.
hmmm... Apa boleh buat ketika kami sampai di puncak cuaca hujan gerimis dan mendung, dan tertutup kabut.... negeri di atas awan pun tak begitu tampak, hiks...
.... Belum selesai ceritanya...
HARI KETIGA (MP, MS)
02.30-03.00 : Bangun persiapan Bukit Sikunir
03.00-03.30 : Perjalanan menuju kaki Bukit Sikunir (Desa terakhir Desa Sembungan)
03.30-04.00 : Minum teh hangat sebelum treking bukit
04.00-04.30 : Treking Bukit Sikunir
04.30-06.00 : Melihat sun rise dari Puncak Bukit Sikunir
06.00-06.30 : Hunting foto Telaga Cebong dari Puncak Bukit
06.30-07.00 : Treking turun bukit
07.00-08.00 : Istirahat sejenak sambil menikmati tempe kemul
08.00-08.30 : Perjalanan kembali ke homestay
08.30-10.00 : Istirahat,sarapan,mandi dan packing
10.00-11.00 : Tour seles
No comments:
Post a Comment